Friday, October 7

HATI-HATI, INTERNET DAPAT MENGUBAH INGATAN MANUSIA

HATI-HATI, INTERNET DAPAT MENGUBAH INGATAN MANUSIA




Komputer dan internet mengubah sifat ingatan manusia, demikian kesimpulan penelitian yang dimuat di majalah Science. Penelitian psikologi menunjukkan bahwa jika seseorang diajukan pertanyaan-pertanyaan sulit, mereka akan memikirkan komputer.Ketika mereka mengetahui bahwa berbagai fakta nantinya akan didapat lewat komputer maka ingatan mereka menjadi tidak begitu baik karena mereka mengetahui dapat mengandalkan sumber lain. Para peneliti mengatakan internet bertindak sebagai “ingatan transaktif”.

Penulis Betsy Sparrow dari Universitas Columbia mengatakan, ingatan transaktif adalah ide adanya sumber ingatan luar—tempat penyimpanan di pihak lain. “Ada ahli-ahli hal tertentu dan kita membiarkan mereka bertanggung jawab atas informasi tersebut,” katanya sebagaimana dilansir laman BBC, Ahad (17/7).

Penulis lain, Daniel Wegner—yang pertama kali mengusulkan konsep ingatan transaktif dalam bab sebuah buku berjudul Ketergantungan Kognitif pada Hubungan Dekat—menemukan pasangan yang sudah lama hidup bersama akan saling membantu saat mengingat sesuatu.

“Saya berpikir internet menjadi sebuah bentuk ingatan transaktif dan saya ingin mengujinya,” kata Sparrow.

Bagian pertama pengkajian adalah menguji apakah peserta penelitian “langsung” memikirkan komputer dan internet begitu diajukan pertanyaan sulit. Tim menggunakan tes Stroop yang dimodifikasi.

Tes Stroop standar mengukur berapa lama waktu yang diperlukan partisipan untuk membaca sebuah kata warna sementara kata tersebut berbeda warna, misalnya kata “hijau” ditulis dengan warna biru. Waktu reaksi meningkat ketika—bukannya kata warna—para partisipan ditanyakan untuk membaca kata-kata tentang topik yang kemungkinan sudah ada dalam pikiran.

Dengan cara ini tim peneliti menunjukkan bahwa setelah diberikan topik dengan jawaban ya/tidak, waktu reaksi terhadap istilah yang terkait dengan internet akan lebih lama. Ini adalah sebuah isyarat partisipan tidak mengetahui jawaban, dan mereka sudah mempertimbangkan untuk menjawab dengan menggunakan komputer.

Dalam percobaan lebih mendalam para peserta penelitian diberikan serangkaian fakta. Setengahnya diminta menyimpannya pada sejumlah folder di komputer, setengahnya diberitahu bahwa fakta-fakta tersebut akan dihapus.

Ketika diminta untuk mengingat fakta tadi, kelompok yang mengetahui informasi tidak akan didapat lagi menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan kelompok yang menyimpan fakta dalam berkas di komputer. Tetapi kelompok yang mengharapkan informasi tersebut akan didapat nantinya, ingatannya sangat bagus dalam mengingat folder tempat penyimpanan informasi.

“Ini mengisyaratkan bahwa dalam kaitan dengan berbagai hal yang bisa kita dapatkan di internet, kita cenderung menempatkan ingatan online. Kita cenderung menyimpannya di luar,” jelas Sparrow.

Menurut Sparrow, kecenderungan partisipan untuk mengingat lokasi informasi—bukannya informasi itu sendiri—merupakan isyarat orang semakin tidak bisa mengingat sesuatu. Mereka hanya mengatur penempatan informasi dalam jumlah besar agar nantinya mudah didapat.

“Saya tidak menganggap Google membuat kita bodoh. Kita hanya mengubah cara mengingat. Jika kita bisa mendapatkannya di internet meskipun sedang berjalan-jalan, maka keterampilan yang diperlukan… Yang perlu diingat adalah ke mana harus mendapatkan informasi. Keterampilan yang diperlukan adalah mengingat siapa yang perlu ditemui (untuk mengetahui hal tertentu),” pungkasnya.

Sumber: Republika

TARIF INTERNET 3MBPS Rp.335.000 PER BULAN

TARIF INTERNET 3MBPS Rp.335.000 PER BULAN







KECEPATAN AKSES INTERNET DI INDONESIA RATA-RATA HANYA 1,34MBPS, JAUH DI BAWAH NEGARA LAIN


Perkembangan teknologi dan gaya hidup digital masyarakat modern tak lepas dari akses internet yang handal, kecepatan tinggi dan tanpa putus. Sayangnya, saat ini konsumen masih dihadapkan dengan akses internet lambat sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, First Media, penyedia layanan televisi berbayar dan jaringan komunikasi pita lebar di Indonesia, meningkatkan kecepatan akses internet yang mereka tawarkan.

Penyedia layanan internet itu meningkatkan kecepatan akses tiga paket FastNet mereka hingga dua kali lipat. Layanan FastNet Express yang sebelumnya diberikan dengan kecepatan 2Mbps, kini naik menjadi 3 Mbps. FastNet Premium dari 3Mbps naik jadi 6Mbps.

Layanan FastNet Professional, dari 6Mbps kini naik menjadi 12Mbps. Adapun kecepatan untuk paket FastNet Family yakni 1Mbps dan FastNet Ultimate 20Mbps tetap. Dari sisi tarif, harga yang sama diberlakukan untuk fasilitas tersebut. Sebagai contoh, layanan FastNet Express tarifnya tetap Rp335.000 per bulan, dan pengguna diharapkan dapat mulai menikmatinya per akhir Agustus ini.

“Teknologi berkecepatan tinggi sudah menjadi kebutuhan bagi pengguna internet. Kebutuhan akan informasi serta hiburan di rumah yang makin tinggi dan berbeda untuk tiap anggota keluarga, membuat akses internet dengan kecepatan terbatas sudah tidak zamannya lagi,” kata Dicky Moechtar, Sales Director First Media, 27 Agustus 2011.

Menurut Dicky, kecepatan akses internet yang ideal untuk memenuhi tuntutan gaya hidup digital saat ini adalah minimal 3Mbps, di mana konsumen dapat menikmati upload maupun download, streaming video dan musik tanpa buffering yang menganggu.

“Tren kecepatan minimal 3Mbps sudah menjadi sebuah gaya hidup menikmati dunia digital yang baru secara nyaman dan tanpa batas. Peningkatan kecepatan akses internet ini menjawab tren baru tersebut,” kata Dicky.

Langkah peningkatan kapasitas bandwidth bagi pelanggan tersebut sekaligus untuk menjawab kebutuhan dunia bisnis yang membutuhkan akses broadband yang makin andal sehingga dapat mendukung produktivitas dan meningkatkan kecepatan akses rata-rata Internet di Indonesia.

Sebagai gambaran, berdasarkan data kecepatan Internet dunia per Maret 2011, dari sekitar 200 lebih negara dan wilayah, Indonesia berada di posisi 146 dalam kategori kecepatan akses, khususnya download. Kecepatan akses Internet di Indonesia rata-rata hanya 1,34Mbps, jauh di bawah Korea Selatan (33Mbps), Jepang (16,33Mbps), dan Singapura (17,62Mbps).

“Untuk mengimbangi pesatnya penggunaan Internet di kalangan masyarakat, penyedia akses Internet perlu terus meningkatkan layanannya sehingga Indonesia sejajar dengan negara-negara lain di dunia, dalam hal kecepatan akses internet,” kata Dicky.•

Sumber : VIVAnews

Saturday, October 1

80 KOLEKSI SKIN WINDOWS MEDIA PLAYER

80 KOLEKSI SKIN WINDOWS MEDIA PLAYER








Download Via:




Setelah download Extract dan Copy Pastekan ke directory
C:\Program Files\Windows Media Player\Skins

Semoga bermanfaat . .